Makanan seperti ikan dan daging ternyata mengandung arachidonic acid (AA), sejenis omega-6. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa menyantap makanan yang mengandung AA tingkat tinggi dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang mengganggu kinerja otak.
Secara teori, mengonsumsi ikan amat baik karena mengandung omega-3 fatty acids, seperti eicosapentaenoic acid (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Bahkan EPA dan DHA dapat melawan dampak negatif dari AA. Peneliti juga sudah mengungkapkan bahwa mengonsumsi makanan mengandung omega-3 fatty acids berkaitan dengan peningkatan kesehatan otak, suasana hati yang lebih baik dan sebagainya.
Namun baru-baru ini, sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang menyantap makanan serba daging dan ikan dilaporkan mengalami perubahan suasana hati lebih buruk dibandingkan seorang vegetarian, meskipun asupan DHA dan EPA-nya tinggi.
Dalam sebuah penelitian lanjutan, peneliti mengamati 39 orang pemakan daging dan dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama diminta untuk makan daging, ikan dan telur unggas setiap hari. Kelompok kedua disuruh makan ikan saja 3-4 kali setiap minggu, sementara kelompok ketiga makan serba sayuran.
Setelah dua minggu, peneliti menemukan adanya perubahan skor suasana hati pada kelompok pemakan ikan dan daging. Namun, kelompok vegetarian justru memiliki suasana hati yang secara signifikan lebih baik dan lebih sedikit stres.
Peneliti juga menemukan pada kelompok pemakan ikan, jumlah EPA dan DHA mereka mengalami peningkatan hingga 95-100 persen, dan sayangnya tidak mampu melawan stres dan perubahan suasana hati, dibandingkan pada kelompok vegetarian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar