Menyaksikan
laga Semifinal Piala AFF antara Timnas Indonesia melawan Filipina
sangat menegangkan. Karena Filipina diperkuat pemain-pemain berbakat
yang biasa berlaga di Liga Inggris dan memberikan perlawanan yang baik.
Alhamdulillah Christian Gonzales dapat menjebol gawang Filipina yang
dikawal Neil Etherington di menit ke-31. Sebuah umpan jauh kapten Firman
Utina gagal diantisipasi Etherington –kiper ketiga klub Liga Inggris
Fulham– yang mencoba memotong bola, mudah bagi Gonzales karena gawang
sudah tak dijaga.
Sukses Gonzales yang ternyata mempunyai nama Islam Mustafa Habibi
mencetak gol satu-satunya tak lepas dari berkah shalat tahajud yang
dilakukan sehari sebelum pertandingan krusial tersebut . Hal ini
disampaikan istri Gonzales, Eva Siregar, dalam sebuah tayangan
infoteinment di sebuah TV swasta, “Tadi malam (Rabu malam) saya
sekeluarga tahajud, berdoa semoga suami saya mencetak gol pada
pertandingan nanti,” tutur Eva. Menurut Eva, Suaminya Christian Gonzales
sekarang ini selalu mengalarm jam 1 untuk shalat tahajud bersama dan
berdoa agar Indonesia bisa juara.
Salah satu cara bersyukur setelah memasukkan gol. Setelah memasukkan
gol, tidak lupa bahwa itu adalah anugerah Allah Tuhan yang Kuasa. Lalu
siapa sebenarnya Christian Gonzales, yang ternyata seorang Mualaf dan
dia bangga menjadi warga negara Indonesia ?
Muallaf Christian Gonzales
Christian Gonzales, pemain cemerlang bertabur bintang dengan gelar
peraih top skor 4 tahun berturut-turut merupakan sosok yang tak asing
lagi di dunia persepakbolaan tanah air Indonesia. Namun siapa menyangka,
dibalik kesuksesan Gonzales terdapat suatu kekuatan yang menyemangati
hidupnya, terlebih setelah ia menjadi Muallaf, kekuatan itu tidak lain
adalah kekuatan doa.
Gonzales atau yang memiliki nama lengkap Christian Gerard Alfaro
Gonzales dilahirkan di Monteveido, Uruguay pada tanggal 30 Agustus 1976
dari seorang ayah angkatan militer bernama Eduardo Alfaro dan ibu
seorang suster di rumah sakit Montevideo bernama Meriam Gonzales.
Kedua pasangan ini, khususnya sang ibu adalah penganut agama Katolik
yang taat. Gambar Bunda Maria selalu menempel di setiap sudut ruangan
rumah dan tempat kerjanya. Bahkan saking fanatiknya, gambar Bunda Maria
kerap dibawa kemana-mana oleh ibunya.
Ketaatan dari sang ibu nampaknya berpengaruh pada diri Gonzales, anak
ketiga dari enam saudara ini kerap pergi ke Gereja dua sampai tiga kali
dalam seminggu, oleh karena itu tidak heran jika Gonzales dikenal
sebagai anak yang taat dalam beragama.
Perkenalannya dengan dunia sepak bola, dimulai ketika Gonzales
berusia 6 tahun. Semula ayahnya berharap Gonzales dapat meneruskan
jejaknya menjadi seorang militer, namun karena kegilaannya terhadap
dunia sepak bola, harapan itu tak terpenuhi.
Menginjak usia ke 18 tahun, pria yang menyukai warna hitam ini
bertemu dengan seorang wanita beragama Islam asal Indonesia, Eva Nurida
Siregar di Cile, Amerika latin pada tahun 1994. Saat itu Eva menekuni
salsa di sekolah Vinadelmar. Lama berkenalan akhirnya Gonzales menyimpan
hati pada Eva. Dan tak lama kemudian Cintanya berbalas.
Sebagai penganut Katolik, lelaki yang dikenal pendiam ini sama sekali
tidak mengenal agama Islam yang dianut pujaan hatinya, begitu pun
dengan sang ibu. “Sebelum ketemu istri, saya sama sekali tidak tahu
Islam” ungkap pria penggemar Rivaldo. Maka peran Eva pun menjadi berat,
ia berulang kali menjelaskan tentang ajaran Islam yang dianutnya.
Usaha wanita kelahiran Pekanbaru ini akhirnya berhasil. Eva Nurida
Siregar yang beragama Islam dan Christian Gerard Alfaro Gonzales yang
beragama Katolik menikah dan hidup bersama di Uruguay pada tahun 1995.
Karir pria yang memiliki tinggi badan 177 Cm ini di dalam persepak
bolaan terus berkembang, mulai dari Klub Penarol Uruguay (1988-1991),
South Amerika (1994-1995), Huracan de Carientes Argentina (1997) dan
Deportivo Maldonado (2000-2002) pernah dijajaikinya.
Perkembangan karir ini sebetulnya tidak lepas dari peran Eva. Setiap
kali pemain sepak bola yang dijuluku elloco (si gila) ini mau berangkat
bertanding, wanita yang biasa dipanggil Amor oleh Gonzales ini selalu
memanjatkan doa kepada Allah SWT. Dalam berdoa terkadang Eva sengaja
mengeraskan suara dengan harapan Gonzales dapat mendengarnya.
Kebiasaan inilah yang membuat Gonzales mulai tertarik dengan ajaran
Islam. Ia sendiri tidak akan beranjak pergi sebelum kekasihnya selesai
berdoa. Karena dari doa inilah Gonzales menemukan kedamaian dan
ketenangan yang selama ini tidak didapatkan dari agama yang dianut
sebelumnya. Doa ini pula yang membuat dirinya semakin bersemangat dan
optimis setiap kali bertanding di lapangan hijau.
Tidak hanya itu, Gonzales terkadang memperhatikan kebiasaan Eva yang
selalu mengucapkan bismilah ketika mau melakukan sesuatu atau
mengucapkan istighfar ketika dihadapkan pada konflik, serta ucapan
lainnya yang menjadi doa umat Islam.
Pada tahun 2002 pria yang menyukai aktor Tom Cruise ini menerima
sebuah tawaran dari agen sepak bola untuk bermain di Indonesia. Ia pun
tertarik dan akhirnya menerima tawaran tersebut dengan merumput di
Indonesia bersama PSM Makassar pada tahun 2003.
Indonesia merupakan negara yang berpenduduk mayoritas beragama Islam,
selama ini Gonzales hanya mengenal Islam melalui istrinya dan ini
dirasa tidak cukup. Sekarang pemain yang doyan sup ayam ini bisa
langsung menemukan Islam dari para penganutnya.
“Saya tidak pernah memaksa Gonzales masuk Islam”. Ungkap Eva
“Kadang-kadang setelah saya baca buku tentang ajaran Islam, saya simpan
buku itu di meja dan Christian diam-diam membacanya, maka dia kemudian
tau bagaimana sikap suami terhadap istrinya dalam Islam dan bagaimana
sikap istri terhadap suaminya” Lanjutnya mengenang saat pertama kali
tinggal di Indonesia bersama Gonzales.
Maka tepat pada tanggal 9 Oktober 2003 Christian Gonzales memutuskan
untuk masuk Islam atas dasar kemauan sendiri dengan disaksikan oleh
ustadz Mustafa di Mesjid Agung al Akbar Surabaya. Christian Gerard
Alfaro Gonzales kemudian diberi nama Mustafa Habibi. Nama Mustafa
diambil dari guru spiritualnya, ustadz Mustafa sedangkan Habibi
(cintaku) diambil karena rasa cinta sang istri amat besar kepada
Christian Gonzales.
Caranya bersyukur gol setelah menjadi Muslim
Islam memiliki kesan tersendiri bagi Gonzales “Karena di dalam Islam
setiap ada sesuatu ada ucapan doanya seperti ketika masuk rumah
mengucapkan assalamualaikum, ketika mau melakukan sesuatu diawali dengan
basmalah, dan setiap melangkah dalam Islam selalu aja ada bacaan. Dan
ini menjadi hati saya merasa tenang” Ungkap Eva mengutip ucapan
Gonzales.
Keislaman pria penggemar Manchester United ini kemudian dilegalkan di
Kediri dengan Piagam muallaf dari Urusan agama setempat sekaligus
melegalkan pernikahan antara Christian Gonzales dengan Eva Siregar.
Sang ibu, Meriam Gonzales saat dikabarkan keislaman anaknya, menerima
dengan ikhlas agama yang dipilih anak tercintanya, ia hanya berharap
anaknya meraih kesuksesan di masa depan. Namun untuk menjalin hubungan
keluarga, Gonzales dan Eva setiap hari tidak ketinggalan menghubungi
ibunya, hanya sekedar menanyakan kabar dari negara nun jauh di sana.
Seakan menemukan air di gurun sahara, begitulah kondisi pemain yang
mencetak 33 gol untuk PSM Makassar saat itu. Dengan bimbingan Ustadz
Mustafa, Gonzales mulai mengenal Islam lebih dalam. Selain itu Hj
Fatimah, ulama terkenal asal Mojosari dan Hj. Nurhasanah turut menjadi
guru spiritual Gonzales. Bahkan Majlis Ulama Gresik sendiri sampai
mengangkat Gonzales beserta keluarganya sebagai anak angkat mereka.
Setelah memasukkan gol, tidak lupa bahwa itu adalah anugerah Allah Tuhan yang Kuasa
Hj. Nurhasanah biasa dipanggil Bunda, selalu menyemangati Gonzales
dengan nasehat untuk selalu berdoa. “Kamu harus kuat-kuat doa” kenang
Eva menirukan ucapan Hj. Nurhasanah. Begitu pun Hj Fatimah, ustadzah
yang membangun mesjid dengan nama Gonzali ini baik via telephone atau
tatap muka selalu menyemangati Gonzales dengan doa sambil menangis.
Selama di Kediri, ayah empat anak ini bermain membela Persik Kediri
dan tinggal di perumahan Taman Persada. Rumah ini menjadi awal kehidupan
baru bagi Mustafa Habibi. Islam telah banyak merubah dirinya. Setiap
tengah malam ia terbiasa membangunkan istrinya untuk shalat tahajud atau
sekedar berdoa.
Setiap kali pertandingan akan digelar keesokan harinya, Eva sang
istri selalu mengadakan pengajian yang dihadiri oleh ibu-ibu sekitar
rumahnya dan diakhiri dengan pembacaan doa. Sementara pengajian
berlangsung, Gonzales selalu memperhatikan pengajian dan duduk disamping
Eva atau terkadang ia duduk di belakang ibu-ibu pengajian. Maka tidak
heran jika Eva lupa tidak mempersiapkan pengajian orang yang pertama
kali menegurnya adalah suaminya sendiri.
Namun Gonzales bukanlah manusia yang sempurna, sama seperti pemain
lainnya dalam pertandingan sepak bola, konflik kadang tidak bisa
dihindari. Tercatat pada tahun 2004, Gonzales pernah memiliki masalah
dengan Abu Shaleh Pengurus Pengda PSSI Banten saat PSM Makassar menjamu
Persikota Tanggerang. Tahun 2006, Gonzales bermasalah dengan Emanuel de
Porras striker PSIS. Setahun kemudian Gonzales berurusan dengan wasit
Rahmat Hidayat saat melawan Pelita Jaya Jawabarat dan pada tahun 2008
Gonzales berurusan dengan Erwinsyah Hasibuan bek dari PSMS.
Tentunya permaslahan ini berujung pada sanski yang dikeluarkan tim
disiplin PSSI, mulai dari denda sampai larangan bermain. Sanksi ini bagi
Gonzales merupakan ujian berat, dan pada saat yang sama guru-guru
spiritual Gonzales selalu membingbing dan menyemangati Gonzales untuk
tetap bangkit dan bersabar menerima cobaan. Terbukti, nasehat ini
berhasil membawa Gonzales terus bangkit dan kembali berlaga untuk
menciptakan gol di lapangan hijau.
Popularitas dan harta yang melimpah ruah tidak begitu mempengaruhi
Gonzales, ia bukanlah tipe orang yang suka menghambur hamburkan uang.
Bahkan ia akan sangat marah jika ada orang yang mengajaknya ke klub atau
tempat hiburan malam dan tak segan Gonzales akan memutuskan hubungan
dengan orang tersebut.
Harta yang ia raih dari perjuangannya di persepakbolaan lebih suka ia
berikan kepada anak yatim, fakir miskin dan ibu-ibu pengajian sebagai
zakat dan shadaqah. Hal ini dilakukan karena Gonzales mengetahui
kewajiban zakat yang ia baca dari buku-buku keislaman milik istrinya.
Sempat Gonzales beserta istrinya berkeinginan untuk menunaikan haji
tahun 2008, namun Allah berkehendak lain uang yang di dapatkan dari
peralihan top skor sebanyak 50 juta digunakan guna membiayai operasi
istrinya untuk melahirkan anak keempat, Vanesa Siregar Gonzales .
Menyangkut kebiasaanya dalam pertandingan sepak bola, pemain yang
rajin bersih-bersih rumah ini setiap kali berangkat bertanding selalu
membawa tasbih di dalam tasnya dan beberapa buku doa sebagai perbekalan.
Selain itu tidak seperti pemain muslim lainnya yang sujud syukur ketika
menciptakan gol, bagi Gonzales bentuk rasa syukur ketika berhasil
mencetak gol adalah dengan mengangkat telunjuknya ke mulut seraya
menengadah ke langit, hal ini merupakan isyarat rasa syukur terhadap
Allah yang Maha Esa. Tetapi kadang juga dengan sujud syukur.
Bahkan pada saat membela tim Persib Bandung, pria berkalung ayat
kursi ini menggunakan nomor punggung 99. Nomor ini dipilih bukan tanpa
alasan, 99 merupakan isyarat asma Allah yang dikenal dengan asmaul
husna.
Terkait harapannya ke depan, Gonzales sangat perhatian dengan
keluarga “Saya berharap anak-anak menjadi anak yang shaleh dan sehat wal
afiyat, semoga Allah melindungi, supaya ketika masalah datang ya cepat
hilang” demikian keinginan Gonzales
Tidak ada komentar:
Posting Komentar