Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa yang mempunyai tingkat kesulitan
cukup tinggi. Di kalangan remaja khususnya (di daerah yang menggunakan
Bahasa Jawa), Bahasa Jawa sepertinya kurang begitu diminati, kalah pamor
dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Terlepas dari hal tersebut,
Bahasa Jawa merupakan salah satu dari sedikit bahasa di dunia yang
mempunyai aksara, yaitu Aksara Jawa.
Bahasa Jawa telah berkembang sejak zaman kerajaan-kerajaan masih bergantian menguasai Nusantara ini, dan hasilnya Bahasa Jawa di daerah satu mempunyai perbedaan dengan daerah lainnya. Aksen atau logat Bahasa Jawa ini tercatat mempunyai enam dialek atau aksen atau logat yang berbeda. Keenam aksen Bahasa Jawa tersebut adalah:
Bahasa Jawa telah berkembang sejak zaman kerajaan-kerajaan masih bergantian menguasai Nusantara ini, dan hasilnya Bahasa Jawa di daerah satu mempunyai perbedaan dengan daerah lainnya. Aksen atau logat Bahasa Jawa ini tercatat mempunyai enam dialek atau aksen atau logat yang berbeda. Keenam aksen Bahasa Jawa tersebut adalah:
1. Dialek Jawa-Sunda
Pengguna logat Bahasa Jawa aksen Jawa-Sunda berada di kawasan Jawa Tengah bagian barat laut serta sebagian Jawa Barat yang berpusat di Cirebon. Karakteristik Bahasa Jawa aksen Jawa-Sunda ini adalah bercampurnya Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda, sehingga menyebabkan aksen Bahasa Jawa di daerah ini terdengar paling berbeda dengan aksen Bahasa Jawa yang lainnya.
2. Dialek Banyumasan
Dialek Banyumasan merupakan logat yang cukup populer karena ke-medhok-annya. Pengguna ragam Bahasa Jawa Banyumasan berada di kawasan Jawa Tengah bagian barat (sampai perbatasan dengan Jawa Barat). Bahasa Jawa Banyumasan merupakan sisa-sisa dari Bahasa Jawa kuno yang sampai saat ini masih bisa dijumpai. Bahkan menurut salah seorang pakar linguistik, Bahasa Jawa Banyumasan lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuno daripada Bahasa Jawa ragam Yogyakarta-Surakarta.
3. Dialek Kedu
Pengguna dialek ini mencakup wilayah pedalaman Kedu dan Jawa Tengah sebelah barat dan sepanjang pantai selatan Jawa Tengah. Bahasa Jawa dialek Kedu mirip dengan Bahasa Jawa Banyumasan, sehingga Bahasa Jawa dialek Kedu inipun kemungkinan lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuno.
4. Dialek Solo-Yogya
Pengguna Bahasa Jawa dialek Solo-Yogya mencakup wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah bagian timur serta bagian tenggara, dan sedikit wilayah Jawa Timur bagian barat dan barat daya. Bahasa Jawa Solo-Yogya merupakan dialek Bahasa Jawa yang populer, dan bisa dikatakan merupakan ragam bahasa jawa baru. Peran dua Kraton, yaitu Kraton Surakarta dan Kraton Yogyakarta sangat mempengaruhi perkembangan ragam bahasa jawa ini sampai menjadi sampai seperti sekarang.
5. Dialek Semarangan
Pengguna dialek ini berada di kawasan Semarang serta sebagian daerah di pesisir pantai utara Jawa Tengah. Persebaran bahasa jawa ragam semarangan tidak begitu luas, karena wilayah di sekitarnya merupakan pengguna Dialek Kedu serta pengguna Dialek Solo-Yogya.
6. Dialek Jawa Timuran
Mencakup wilayah Jawa Timur sampai ke Blambangan. Dialek Jawa Timuran mempunyai beberapa penutur (pengguna) yang berbeda yaitu pengguna dialek Jawa Timur, pengguna wilayah Banyuwangi, penutur campuran Madura dan Jawa Timuran, serta sebagian penutur dialek Solo-Yogya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar