12 Februari 2012

Traktiran dan Hati Yang Perawan



Ani. Mungkin bagi yang belum mengenal akan mengira bahwa nama itu adalah nama seorang perempuan. Tapi, tidaklah demikian. Tiga huruf itu adalah nama panggilan yang diambil dari tiga huruf terakhir dari nama yang diberikan oleh kedua orang tuanya.

Usia Ani sekitar beberapa tahun lebih tua daripada usia saya. Dia adalah teman, sahabat, sekaligus tetangga saya. Saya mulai mengenalnya ketika usia sekolah dasar dan terus bersahabat hingga akhirnya saya pindah kampung. Dan sejak itu saya belum pernah lagi bertemu dan berbicara lagi dengannya.

Ada dua cerita, atau tepatnya dua buah nasihat yang pernah disampaikan Ani kepada saya di waktu yang berbeda. Nasihatnya tentang persahabatan dan tentang pacaran.

Suatu malam, selepas saya, Ani, dan beberapa teman lainnya pergi menonton layar tancap di sebuh lapangan. Saya masih ingat salah satu film yang diputar saat itu, judulnya Jaka Swara, film aksi musikal yang dibintangi oleh Rhoma Irama dan Kamelia Malik.

Setelah menonton beberapa film, akhirnya kami meninggalkan lapangan dan pergi ke tempat salah seorang teman yang sedang bekerja membersihkan mobil angkot Mikrolet M09. Di salah satu mobil angkot kami melanjutkan dengan ngobrol-ngobrol.

Mungkin karena lapar, Ani menawarkan sesuatu untuk dimakan ramai-ramai. "Ki, mau nasi goreng? Gue traktir!"

"Emangnya loe punya duit?" tanya saya balik.

"Ya ada donk," jawabnya.

Setelah pesanan nasi goreng selesai dan kami mulai menyantapnya, Ani berkata kepada saya, "Ki, kalau ada temen mau nraktir, loe jangan tanya dia punya duit apa enggak. Kalau dia udah nawarin, itu artinya dia punya duit."

Rupanya, tanpa saya sadari, pertanyaan yang saya lontar beberapa saat sebelumnya menyinggung perasaan Ani. Mendengar penjelasan Ani tersebut, saya hanya diam. Merasa bersalah. Jangan pernah merendahkan orang lain, itu lah pelajaran yang saya terima malam itu.

Di lain malam, kembali saya dan Ani ngobrol-ngobrol. Entah apa yang menjadi asal-muasal, tiba-tiba Ani berpesan kepada saya. "Ki, kalau loe mo nyari pacar, cari yang hatinya masih perawan!"

"Emang kenapa?" Tanya saya balik.

"Kalau gak gitu, nanti loe sendiri yang repot," jawabnya lagi.

Saya masih tak mengerti apa maksud dari kalimat tersebut. Dan saya pun tak bermaksud untuk bertanya lagi dan memperpanjang pembicaraan dengan topik itu. Saya masih kecil, masih ingusan untuk mengenal yang namanaya pacaran. Begitu pikir saya. Ani pun tak melanjutkan topik tersebut. Mungkin dalam hatinya berkata, "Nanti juga loe bakal tahu!"

*****

Saya bisa menerima nasih Ani yang pertama. Sudah sepantasnya dalam persahabatan untuk saling menghargai, bukan saling merendahkan. Sedang untuk nasihat yang kedua, mungkin saya tidak bisa menerima semuanya, karena saya tidak setuju dengan proses yang namanya pacaran. Sedang untuk mencari pasangan, untuk mendapatkan yang baik, maka si pencarinya juga haruslah baik.

"... dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)... " [QS. An-Nuur : 26]

Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar: